Latar Belakang

Indonesia sebagai negara dengan penghasilan menengah yang tumbuh dengan cepat dengan populasi sebesar 261 juta jiwa, dan merupakan salah satu yang termuda di dunia, dengan usia rata-rata 28 tahun, dan dengan arus urbanisasi yang tinggi, ini merupakan efek gabungan dari pertumbuhan demografis dan migrasi desa-kota. Lebih dari setengah jumlah keseluruhan pemuda usia 30 tahun ke bawah memilih tinggal di perkotaan untuk mengejar pendidikan dan mendapatkan kesempatan kerja. Ini menunjukkan bahwa migrasi internal pemuda desa cukup tinggi di Indonesia.

Pertanian menyumbang 13% dari PDB, ia tetap menjadi sumber pendapatan utama bagi sepertiga populasi. Namun, rendahnya proporsi pekerjaan formal, pendapatan yang rendah dan kemajuan karir yang terbatas, menjadikan partisipasi pemuda dalam bidang pertanian menjadi yang terendah. Menurut Departemen Pertanian, pada tahun 2011, hampir 80% petani berusia 45 tahun atau lebih, dibandingkan dengan usia rata-rata 40 tahun di tiga tahun sebelumnya.

Pemuda yang ingin terjun ke bidang pertanian menghadapi banyak tantangan di antaranya terbatasnya akses ke lahan pertanian, layanan teknis dan keuangan, kerentanan terhadap risiko lingkungan dan gejolak harga pasar, kurangnya informasi pasar dan terbatasnya keterlibatan dalam rantai nilai (value chain). Pada waktu yang sama, keseluruhan pengangguran pemuda desa di Indonesia tetap lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata regional.

Migrasi pemuda pedesaan adalah respons umum terhadap kemiskinan dan kurangnya peluang ekonomis. Mayoritas migran berusia 21 hingga 40 tahun, berasal dari kabupaten dengan tingkat kemiskinan rata-rata lebih tinggi dari rata-rata nasional dan tingkat pendidikan yang rendah.

Wanita dan laki-laki muda di pedesaan berjuang untuk membangun mata pencaharian mereka di bidang pertanian dan ekonomi pedesaan. Kota-kota berkembang dan meningkatnya kelas menengah perkotaan menuntut transformasi sektor pedesaan menjadi modern , yang dipimpin oleh pemuda desa dan berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan yang meningkat dan beragam, melalui petani generasi baru, tetapi juga untuk mengamankan penyediaan layanan dan produk lain untuk pasar perkotaan.

Perkembangan ekonomi dan sosial di Indonesia menciptakan peluang ekonomi baru untuk pemuda pedesaan:

  • Meningkatnya permintaan akan makanan yang beragam dan perubahan sistem pangan;
  • Meningkatkan konektivitas melalui TIK bahkan di daerah terpencil di kepulauan;
  • Peningkatan keterlibatan sektor swasta di sektor pertanian; dan
  • Peningkatan remitansi migran yang menawarkan potensi yang belum dimanfaatkan untuk investasi di sektor pedesaan.

Namun, pemuda desa di Indonesia belum berhasil memanfaatkan peluang- peluang ini. Dengan memfasilitasi keterlibatan pemuda desa di sektor pertanian dengan cara yang sesuai akan membantu memicu transformasi pedesaan, dengan cara membantu pemuda desa terkait teknologi modern, mempromosikan pertanian sebagai sebuah bisnis, menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan untuk memodernisasi sektor pertanian dan pengembangan ekonomi pedesaan yang dinamis. Ini akan meningkatkan jumlah lapangan kerja dan mata pencaharian para pemuda desa.

Terciptanya peluang kerja bagi pemuda desa akan dapat membangun mata pencaharian ekonomi mereka melalui kewirausahaan atau pekerjaan yang menguntungkan dan akan dapat meningkatkan keterlibatan mereka di sektor pedesaan, mereka juga dapat berkontribusi pada transformasi pedesaan yang berkelanjutan dan mengembangkan petani modern, agripreneur dan penggerak rantai pasokan pedesaan. Ada 4 (empat) prioritas strategis:

  • Meningkatkan keterampilan kesiapan kerja pemuda desa sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang kerja dan bisnis di sektor pedesaan, yang terkait dengan pertanian;
  • Membuka akses pemuda desa ke pasar dan pelayanan sehingga mereka dapat mengembangkan pertanian dan perusahaan yang menguntungkan;
  • Memfasilitasi akses pemuda desa ke jasa keuangan yang sesuai dan membantu migran muda yang kembali ke desa dan rumah tangga para penerima remitansi untuk memanfaatkan pengiriman uang mereka untuk berinvestasi di bisnis pedesaan yang terdapat di lingkungan/desa mereka; dan
  • Mempromosikan kebijakan, kelembagaan dan lingkungan yang memungkinkan keterlibatan pemuda desa di sektor pedesaan dan membangun citra sektor pertanian menjadi lebih menarik.